Riot Games Izinkan Sponsor Judi di Kancah Pro League of Legends & Valorant

Logo League of Legends dan Valorant dengan latar belakang sponsor judi.
Riot Games membuka pintu bagi sponsor dari industri taruhan untuk tim profesional.

Sebuah perubahan besar akan segera terjadi di kancah esports profesional League of Legends dan Valorant. Melalui pengumuman resminya, Riot Games menyatakan akan mengizinkan sponsor dari perusahaan taruhan (judi) untuk pertama kalinya.

Kebijakan kontroversial ini membuka pintu bagi tim-tim profesional untuk mendapatkan suntikan dana segar dari industri yang bernilai miliaran dolar. Namun, langkah ini juga memicu kekhawatiran serius mengenai dampaknya terhadap integritas kompetisi dan komunitas pemain yang mayoritas berusia muda.

Kebijakan Baru: Sponsor Judi untuk Tim Tier 1

Perubahan kebijakan ini tidak berlaku untuk semua tim. Riot menetapkan aturan yang spesifik:

  • Hanya berlaku untuk tim Tier 1 di kancah LoL Esports dan Valorant Champions Tour (VCT).
  • Wilayah yang diizinkan adalah Amerika, Eropa, Timur Tengah, dan Afrika (EMEA).
  • Siaran resmi dan kanal media sosial milik Riot akan tetap bebas dari iklan taruhan ("betting-free"), meskipun aturan ini tampaknya tidak berlaku untuk co-streams atau siaran oleh pihak ketiga.

Alasan Riot: Regulasi Pasar dan Suntikan Dana

Mengapa Riot Games mengambil langkah drastis ini? Alasan utamanya adalah untuk merebut kendali dari pasar taruhan ilegal yang sudah sangat besar. Menurut data mereka, total perputaran uang taruhan untuk LoL Esports dan VCT saja mencapai $10,7 miliar pada tahun 2024.

Masalahnya, "70% dari taruhan di semua cabang olahraga ditempatkan di pasar yang tidak teregulasi dengan bandar yang tidak berlisensi," kata Riot.

Riot merasa "lebih baik terlibat dalam mengizinkan sponsor taruhan—dengan bijaksana, hati-hati, dan dengan perlindungan yang tepat—daripada hanya diam sementara risiko terhadap penggemar dan integritas tidak terkendali."

Industri esports memang sedang membutuhkan suntikan dana pasca-pandemi dan runtuhnya Overwatch League. Dengan kebijakan ini, Riot berharap bisa memperkuat ekosistem finansial mereka.

Kekhawatiran dan Dampak bagi Komunitas

Meskipun memiliki alasan yang kuat dari sisi bisnis, keputusan ini sangat mengkhawatirkan. Banyak pihak menyoroti bahwa langkah ini tidak mengutamakan kepentingan pemain dan penonton biasa, terutama banyaknya anak-anak dan remaja yang menonton turnamen esports.

Judi adalah masalah kesehatan masyarakat, dan dengan kebijakan ini, League of Legends dan Valorant secara tidak langsung menjadi bagian darinya. Memperkenalkan merek-merek judi kepada audiens muda dapat menormalisasi aktivitas yang berisiko tinggi.

Riot berjanji akan menerapkan "aturan pelindung" yang ketat. Tim yang ingin mengambil sponsor judi diwajibkan untuk membuat sebuah "Program Integritas Internal" untuk memastikan tidak ada penyalahgunaan.

Selain itu, Riot juga menjanjikan bahwa "sebagian dari pendapatan yang diperoleh dari program taruhan olahraga ini" akan dialokasikan kembali untuk mendukung kancah Tier 2, seperti untuk menambah total hadiah (prize pool), membuat turnamen baru, dan memberikan pelatihan.

Langkah Riot Games ini adalah pedang bermata dua. Di satu sisi, ini adalah peluang finansial besar bagi ekosistem esports. Di sisi lain, ini adalah pertaruhan besar dengan potensi dampak sosial yang serius bagi komunitasnya.

Post a Comment

0 Comments